PTLN (Aplikasi Hukum I Termodinamika Dalam Nuklir)



            Energi secara umum merupakan istilah yang telah banyak dikenal dan diimplementasikan dalam kehidupan. Dimana energi ini merupakan konsep dasar dari termodinamika dan merupakan aspek yang penting. Secara garis besar pengertian energi adalah kemampuan suatu sistem dalam melakukan kerja. Berdasarkan Hukum Pertama Termodinamika yang menyatakan “Energi yang berada dalam suatu sistem besaranya akan tetap, kecuali jika energi diubah dengan melakukan sebuah kerja atau dengan pemanasan”[1]. Dengan kata lain, energi tidak bisa dimusnahkan maupun diciptakaan. Namun energi dapat diubah atau dikonversikan dari satu bentuk energi kedalam bentuk energi yang lainnya. Dalam kondisi sistem tertutup, energi dapat diubah dalam bentuk suatu kerja dan perpindahan kalor. Dimana jumlah total energi yang digunakan dalam kerja maupun perpindahan kalor adalah sama atau tetap[2]. Penerapan Hukum Pertama Termodinamika ini sangatlah luas karena semua dalam melakukan kerja tentunya akan membutuhkan energi, diantaranya terdapat pada (PLTN) pembangkit listrik dengan tenaga nuklir.
            Energi nuklir ini kedepannya akan menjadi energi yang terdepan dan sebagai energi alternatif dari masalah yang timbul akibat semakin terbatasnya sumber energi fosil yang saat ini digunakan serta dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkannya[3]. Energi nuklir diperoleh dari dua macam cara yaitu reaksi penggabungan inti (reaksi fusi) dan reaksi pembelahaan inti (reaksi fisi). Didalam industri pembangkit listrik dengan tenaga nuklir, mayoritas energi yang digunakan diperoleh dari reaksi pembelahan inti (reaksi fisi). Dimana reaksi fisi nuklir ini menggunakan unsur radioaktif uranium sebagai bahan bakar. Dengan mekanisme, inti uranium ditumbukan dengan neutron sehingga terbentuklah dua inti atom yang lebih ringan dan neutron.
n + U235      à       Ba141 + Kr92 + 3n
Setiap pembelahan inti akan disertai energi dengan jumlah yang besar. Mekanisme ini akan terus terjadi, inti atom yang terbentuk akan bertumbukan dengan neutron hingga membentuk reaksi berantai. Akibatnya, dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan energi yang dahsyat. Dengan begitu reaksi berantai yang terjadi harus dikendalikan, usaha ini dapat dilakukan dengan reaktor nuklir. Dengan reaksi berantai yang terkendali dan terjamin keamanannya maka energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin guna membangkitkan listrik[4].




Sesuai dengan hukum pertama termodinamika, bahwa energi dapat konversikan dari satu bentuk ke dalam bentuk energi yang lain. Sama halnya dalam pembangkit listrik dengan tenaga nuklir ini, dimana energi yang dihasilkan dari proses reaksi pembelahan inti (reaksi fisi) akan tetap bernilai sama dengan energi yang dikonversikan dalam bentuk energi listrik.



[1] Atkins, P. W.1993. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga. Jilid 1 edisi keempat. Hal 34 (terjemahan)
[2] Moran M. J, Shapiro H. N.2003. Termodinamika Teknik. Jakarta: Erlangga. Jilid 1 edisi keempat. Hal 39 (terjemahan)
[3] Pranoto, A. 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta: Gramedia. Hal 79
[4] Jumini, S. 2018. Fisika Inti. Wonosobo: Mangku bumi Media. Hal 140-141

Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim