APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA PADA MESIN PEMBAKARAN DALAM
APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA PADA MESIN PEMBAKARAN DALAM
Oleh :
AINUR RISQIYAH (18630003)
Oleh :
AINUR RISQIYAH (18630003)
Energi
mempunyai sifat abstrak yang tidak mudah dibuktikan akan tetapi bisa dirasakan
kehadirannya, Hukum Termodinamika Satu menjelaskan bahwa suatu energi tidak
bisa diadakan dan dilenyapkan namun bisa di tukar bentuknya dari bentuk satu ke
bentuk yang lain[1].
Sebagaimana yang terjadi pada proses adiabatik. Sebenarnya ada banyak bahasan
mengenai hukum pertama termodinamika akan tetapi pada keluasan saat ini kita
tidak lain akan membahas mengenai contoh dari proses adiabatik. Proses
adiabatik sendiri adalah peristiwa dimana tiada energi panas yang muncul dari
sistem ataupun datang ke dalam sistem. Peristiwa ini sudah berlaku pada daerah
yang sungguh-sungguh terisolasi secara termal. Namun pada nyatanya tidak
mungkinl memperoleh peristiwa yang sungguh-sungguh adiabatik, oleh karenanya
peristiwa yang mendekati adiabatik adalah peristiwa yang sedang berlaku sangat
cepat. Pada keluasan saat ini kita akan mengupas contoh peristiwa adiabatik
pada mesin pembakaran dalam.
Mesin
adalah suatu alat perkakas yang mengakibatkan suatu gerak/kerja. Mesin bakar
merupakan suatu mesin kerja yang mengubah energi kimia menjadi energy mekanik
yaitu campuran bahan bakar menjadi energi mekanik naik turunnya poros engkol
dan piston[2]. Mesin
pembakaran dalam sendiri merupakan mesin yang asal kekuatannya diperoleh dari
pengembangan gas-gas panas yang memiliki tekanan tinggi yang didapatkan dari
perbuatan membakar campuran bahan bakar dan udara yang terus berlaku di ruang
tertutup atau biasa disebut dengan combustion chamber. Lazimnya mesin
pembakaran dalam dilakukan berselang seling. Salah satu contoh jenis pembakaran
dalam yang peristiwa pembakaran bahan bakarnya dilakukan didalam mesin itu
sendiri adalah mesin bensin, dengan bantuan percikan bunga api dari busi.
Dari
hasil pembakaran tersebut didapatkan upaya untuk menjadikan usaha. Mesin bensin
sangat banyak digunakan karena mempunyai lebih banyak keuntungan bila
dibandingkan dengan mesin diesel, diantaranya, yaitu harganya yang relative
murah, murah dalam perawatan, dan mudah dalam memodifikasi mesin. Salah satu
jenis mesin pembakaran adalah mesin empat langkah. Adapun cara kerja mesin
empat langkah yaitu sebagai berikut. Komponen-komponen dalam mesin empat
langkah yaitu poros engkol, batang torak, torak ataun piston, saluran masuk
atau manifold, katup masuk, saluran buang atau knalpot, katup buang, poros nok
(chamshaft), busi dan karburator. Kesempatan dari gas aliran cepat untuk
mengisi dan membuang silinder dengan efesien. Terdapat tiga hal pokok yang ada
pada rancangan poros nok (camshaft) yang berfungsi mengontrol kurva tenaga dari
mesin yaitu tinggi angkat katup (valve lift), durasi atau waktu pembukaan katup
(valve open duration) dan pada saat katup bekerja (valve timing). Ketinggian angkat katup dapat diukur pada seperseribu inchi yang merupakan
jarak maksimal katup terangkat dari posisi dudukannya. Durasi atau waktu
pembukaan katup adalah lamanya yang diukur dalam derajat pada waktu putaran poros
engkol semasa katup terbuka .
Satu diantara bagian dari sistem pendingin
yang terdapat pada mesin pembakaran dalam yaitu alat untuk menukar kalor. Perpindahan panas yaitu perpindahan energi panas yang disebabkan karena
adanya perihal temperature yang berbeda[3].
Radiator
merupakan salah satu contoh alat penukar kalor. Kalor kompak (compact heat
exchangers) jenis flat tube-louvered fin digunakan untuk memindahkan energi
panas dari medium satu ke medium yang lain dengan tujuan pendinginan. Sebagai
alat penukar kalor, radiator akan bekerja yaitu dengan cara memindahkan panas
akibat perbedaan temperatur dari dua buah fluida yang berbeda yaitu air dan
udara. Radiator umumnya banyak digunakan pada dunia otomotif (mobil dan sepeda
motor) sebagai alat yang berfungsi untuk menjaga agar temperatur dari mesin
kendaraan tetap berada pada temperatur kerja optimal[4].
Performan suatu
radiator berakibat cukup
besar di sistem
pendinginan pada mesin. Dengan
tidak langsung, radiator yang mempunyai performan tinggi dapat menaikkan efisiensi bahan
bakar kendaraan melewati
penyusutan berat radiator.
Perkembangan
teknologi yang semakin pesat dalam industri otomotif diantaranya mesin
pembakaran dalam (internal combustion engine) menjadi pilihan utama
pabrik-pabrik otomotif sebagai penggerak utama produk-produk mereka.
Cara
kerjanya yaitu dinding silinder mesin pembakaran dalam terus akan terus
menerima energi panas akibat dari pembakaran bahan bakar. Panas ini akan sangat
mengganggu jika dibiarkan begitu saja karena dapat mengakibatkan pemanasan yang
berlebihan pada mesin yang dapat membuat kerusakan pada mesin yang sudah
disebutkan diatas. Itu sebabnya mesin pembakaran dalam harus dilengkapi dengan
sistem pendingin. Satu diantara bagian utama
dari sistem pendingin pada mesin pembakaran dalam adalah radiator.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. (2009). Dasar-Dasar Teknik Mobil. Jakarta: Bumi Aksara.
Djuanda, S. I. (2017). Konversi Energi. Yogyakarta: Deepublish.
Incopera, F. P. (2007). Fundamental of Heat and Mass Transfer. Hoboken: John wiley & Sons, Inc.
[1]
Setyono Iskandar dan Djuanda, konversi energi, Deepublish, Yogyakarta,
2017, hlm 2
[2]
Op.cit., hlm 8
[3]
Incopera, frank p., dkk, Fundamental of Heat and Mass Transfer, John
Wiley & Sons, Inc, Hoboken, 2007.
[4]
Daryanto, Dasar-Dasar Teknik Mobil, Bumi Aksara, Jakarta, 2009
Komentar