APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA KEDUA PADA MESIN DIESEL

APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA KEDUA PADA MESIN DIESEL


OLEH : SYAHNUR HAQIQOH💙
(18630083) 
source: https://ptkubota.co.id/peluncuran-mesin-diesel-rd-150-dan-kubota-gasoline/

Aplikasi hukum termodinamika sudah banyak digunakan salah satu contoh adalah mesin diesel. Rudolf Diesel adalah pencipta mesin diesel pada tahun 1892 yang kemudian diapatenkan pada tahun 1893, beliau ingin menciptakan mesin yang bisa digunakan untuk berbagai bahan bakar. Pengertian mesin diesel adalah sebuah mesin yang dapat memicu kompresi bahan bakar saat dinyalakan dengan menggunakan temperatur tinggi. Mengubah energi  kimia menjadi energi  mekanis adalah prinsip kerja dari mesin ini, dimana energi kimia didapat dari energi pembakaran didalam silinder ruang bakar. Ruang bakar pada mesin ini dapat memiliki lebih dari satu ruang bergantung pada kegunaannya dan sebagian besar satu  silinder terdapat satu torak, akan tetapi ada juga yang memiliki dua torak. Torak ini dapat bergerak secara bolak-balik diakibatkan karena tekanan yang dihasilkan dari pembakaran yang akan mendorong torak poros engkol dengan menggunakan batang torak , selanjutnya gerak tersebut dirubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol begitupun sebaliknya.

            Langkah kompresi atau penekanan adiabatik adalah perbedaan prinsip kerja dari mesin diesel dan mesin bensin. Penekanan adiabatik dilakukan sangat cepat kalor  tidak sempat mengalir keluar dari sistem, suhu dan tekanan meningkat akibat dari penekanan adiabatik, sehingga langkah selanjutnya adalah injektor atau penyemprotan solar ketika solar disemprotkan kedalam silinder solar tersebut akan terbakar dikarenakan oleh suhu dan tekanan yang sudah terlalu tinggi.
source: http://dendi128.blogspot.com/2010/10/siklus-otto-dan-diesel.html?m=1

Diagram diatas menjelaskan siklus diesel ideal dimana  suat udara ditekan secara adiabatik pada posisi a hingga b, selanjutnya pada saat tekanan konstant dilakukan pemanasan sehingga  membuat injector dapat  mengeluarkan (menyeprotkan) solar dan kemudian pada posisi b hingga c terjadi suatu pembakaran, gas yang terbakar tersebut mengalami pemuaian adiabatik pada posisi c hingga d, gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan udara yang baru masuk pada silinder ini adalah proses pendinginan dilakukan melalui volume konstant pada posisi d hingga a. Dari pernyataan dapat diambil kesimpulan bahwa  semua mesin memiliki cara kerja serta zat yang digunakan  tertentu dan zat pada mesin ini berupa solar, gas. Jika pada suhu yang tinggi suatu zat menyerap panas (kalor) dianggap “QH”, dan “W” adalah yang melakukan suatu kerja. Kemudian “QL” adalah pembuangan kalor yang tersisa pada suhu(temperatur) yang lebih rendah, maka QH = W + QL.

sumber: 
J. Trommel Mans. (1991). Mesin Diesel, Jakarta : Penerbit PT Rosda Jayaputra.

 


 

 

Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim