PENGAPLIKASIAN TERMODINAMIKA PADA SETRIKA



  Pada kehidupan sehari – hari perpindahan kalor sering di terapkan.  Pererapan perpindahan kalor  biasanya terdapat pada alat – alat rumah tangga, alat  - alat industri dan sebagainya. Pada peralatan rumah tangga biasanya kita jumpai seperti pemanas air, setrika, rice cooker, kulkas dan lain – lain. Pada bumi juga ada perpindahan kalor yang bersumber pada matahari  Tanpa adanya perpindahan kalor dari matahari mungkin tak akan ada kehidupan di bumi ini.
  Pengertian kalor adalah perpindahan sejumlah energi dari suatu sistem ke lingkungan atau sebaliknya dengan dipengaruhi perbedaan suhu. Kalor merupakan asal kata dari  “Caloric” yang di temukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser pada tahun (1743-1794). Satuan dari kalor adalah kalori (kal) dan kilokalori (Kkal).
  Laju perpindahan kalor dari material satu ke material lainnya dapat di pengaruhi dari perbedaan suhu. Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dipindahkan oleh benda yang memiliki suhu lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Perpindahan kalor memiliki 3 macam mekanisme yaitu perpindahan kalor secara konveksi, perpindahan kalor secara konduksi, dan perpindahan kalor secara radiasi.
  Setrika merupakan salah satu alat yang menerapkan perpindahan kalor. Setrika sering kita jumpai sehari – hari. Pada pembahasan kali ini akan menjelaskan prinsip kerja setrika dalam menerpakan perpindahan kalor serta pengaplikasiannya pada alat. Sehingga kita dapat lebih memahami dan menganalisis mekanisme pada alat tersebut.
  SETRIKA

  Sejak 400 SM bangsa Yunani sudah mengenal dan menggunakan setrika untuk membuat lipatan – lipatan vertikal pada pakaian yang digunakan dalam upacara atau ritual tertentu. Pada masa itu setrika lebih dikenal dengan “Prelum”. Cara penggunaanya dengan teknik pressing ( tekanan ). Pada zaman modern lebih dikenal dengan setrika listrik. Setrika listrik pertama kali di temukan pada tahun 1882 oleh Henry W. Setrika listrik ciptaan Henry W masih berbentuk datar dan ada beberapa kelemahan, dimana lama panas dan cepat sekali dingin. Sehingga dengan perkembangan zaman
setrika listrik di perbaiki menjadi bermacam  variasi dan lebih mudah di gunakan.
  Setrika listrik menerapkan perubahan energi listrik yang di rubah menjadi energi panas. Energi panas yang dihasilkan oleh setrika listrik yang sering digunakan untuk melicinkan dan merapikan pakaian yang kusut dan sulit dilipat setelah di cuci kering. Perubahan energi ini terjadi karena terdapat beberapa komponen – komponen yang mendukung terhasilnya energi panas. Komponen – komponen tersebut antara lain
1. Elemen pemanas



Elemen pemanas merupakan elemen yang dapat menghasilkan panas jika sudah di aliri listrik. Hal ini karena arus listrik akan mengalir ke resistor dimana energi listrik akan di rubah ke energi panas.  Elemen pemanas tersusun dari kawat (Wire) terbuat dari nichrome merupakan gabungan dari  nikel sebanyak 80% dan krom  sebanyak 20%. Nichrome merupakan bahan yang ideal karena memiliki resistensi yang lumayan tinggi. Pada lilitan elemen pemanas akan di isolator untuk mencegah induksi listrik pada alas setrika.
2. Plat dasar (alas)

Alas setrika biasanya terbuat dari aluminium .stainless atau teflon . hal ini agar tidak lengket saat bersentuhan langsung dengan kain saat proses setrika.
3. Besi pemberat
Besi pemberat berfungsi untuk pemberat pada setrika agar mudah saat di pergunakan. Komponen pada besi pemberat yaitu besi.
4. Tutup
Penutup merupakan bahan yang digunakan isolator agar tidak tersengat listrik dan mencegah panas berlebih.  Biasanya bahannya terbuat dari bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik dan tidak mudah panas .
5. Pemegang

Pemegang biasanya terbuat dari plastik atau kayu. Hal ini untuk mencegah adanya kebocoran listrik pada setrika dan mempermudah untuk menggunakan setrika.
6. Kabel penghubung


Komponen pada kabel penghubung adalah inti serabut yang di isolator dengan kabel yang fleksibel agar lentur tetapi tidak mudah putus .
7. Pengatur on atau off dan pengatur panas

Pada pengatur panas di gunakan prinsip bimetal. Sehingga mempermudah untuk mengatur tinggi atau rendah suhu sesuai dengan kain/ tekstil yang akan di setrika. pengatur on atau off juga mempermudah kita untuk menggunakannya.
PRINSIP KERJA dan PENERAPAN PERPINDAHAN KALOR PADA SETRIKA
  Setrika listrik memiliki sistem kerja dimana dapat merubah energi listrik menjadi energi panas. Perubahan energi ini dihasilkan oleh rangkaian listrik yang memiliki hambatan yang cukup besar sehingga dapat menghasilkan panas. Hambatan ini sering disebut dengan elemen pemanas. Dengan panas yang di hasilkan maka ada komponen lainnya yaitu termostat. Termostat berguna untuk mengatur panas sehingga dapat stabil dan di gunakan sesuai kebutuhan.
  Arus listrik yang mengalir dari sumber tegangan  menuju ke lampu akan diteruskan ke skalar bimetal. Pada skalar akan terbentuk kontak dengan dua logam sehingga aliran listrik akan mengalir ke elemen pemanas dengan melewati lilitan kawat sebagai resistor. Skalar yang tertutup membuat setrika akan mengalami pemanasan yang maksimal  sehingga termostat akan otomatis bekerja. Rangkaian akan terputus karena prinsip bimetal yang menyebabkan salah satu logam mengalami pemuaian dan skalar menjadi terbuka. Maka arus listrik akan berhenti mengalir dan lampu indikator akan padam . itulah mekanisme  prinsip kerja setrika.
  Energi panas yang di hasilkan akan di alir kan ke alas setrika. Perpindahan ini menggunakan mekanisme konduksi yaitu proses transfer kalor dengan menggunakan zat  perantara dimana kalor berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya dengan getaran termal berkala tanpa ada perubahan massa zat perantara.

KESIMPULAN
Setrika merupaka alat rumah tangga yabg sering di gunakan untuk merapikan kain. Setrika merubah energi listrik menjadi panas dengan dukungan komponen – komponen tertentu. Panas yang di hasilkan itu berasal dari arus listrik diteruskan ke skalar. Kemudian diteruskan melakui hambatan. Hambatan lilitan nichrome akan menghasilkan panas. Secara konduksi panas akan di mengalir ke alas setrika tanpa ada perpindahan massa perantara. Untuk mengatur pemanasan yang maksimum akan adanya termostat dimana setrika dapat diatur suhu sesuai dengan kebutuhan.


Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim